Tuesday, March 24, 2009

Izinkan aku menyintai-Mu


 
Tuhanku,
Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintaiMu Lembar demi lembar kitab kupelajari Untai demi untai kata para ustaz kuresap Tentang cinta para nabi Tentang kasih para sahabat Tentang mahabbah para sufi Tentang kerinduan para syuhada Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam Kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi dan idealisme yang mengawang di awan

Tapi Rabbii,
Berbilang detik, minit, jam, hari, bulan dan kemudian tahun berlalu Aku berusaha mencintaiMu dengan cinta yang paling utama, tapi Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untukMu Aku makin merasakan gelisahku membadai Dalam cita yang mengawang Sedang kakiku mengawang, tiada menjejak ke bumi Hingga aku terhempas dalam jurang Dan kegelapan

Wahai Ilahi,
Kemudian berbilang detik, minit, jam, hari, bulan dan tahun berlalu Aku mencuba merangkak, menggapai permukaan bumi dan menegakkan jiwaku kembali Menatap, memohon dan menghibaMu.

Allahu Rahiim, Ilaahi Rabbii,
Perkenankanlah aku mencintaiMu, Semampuku
Allahu Rahmaan, Ilaahi Rabii
Perkenankanlah aku mencintaiMu Semampuku Dengan segala kelemahanku

Ilaahi,
Aku tak sanggup mencintaiMu Dengan kesabaran menanggung derita Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al musthafa Karena itu izinkan aku mencintaiMu Melalui keluh kesah pengaduanku padaMu Atas derita batin dan jasadku Atas sakit dan ketakutanku
Rabbii,
Aku tak sanggup mencintaiMu seperti Abu bakar, yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan Engkau dan RasulMu bagi diri dan keluarga. Atau layaknya Umar yang menyerahkan separuh harta demi jihad. Atau Utsman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan Ad-dinMu. Izinkan aku mencintaiMu, melalui seratus-dua ratus duit yang terulur pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan, pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di jambatan-jambatan. Pada makanan-makanan sederhana yang terkirim ke handai taulan.

Ilaahi, aku tak sanggup mencintaiMu dengan khusyuknya solat salah seorang sahabat NabiMu hingga tiada terasa anak panah musuh terhunjam di kakinya. Karena itu Ya Allah, perkenankanlah aku tertatih menggapai cintaMu, dalam solat yang cuba kudirikan terbata-bata, meskipun ingatan kekadang melayang ke berbagai permasalahan dunia.

Robbii, aku tak dapat beribadah ala para sufi dan rahib, yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta denganMu. Maka izinkanlah aku untukmencintaimu dalam satu-dua rakaat lailku. Dalam satu dua sunnah nafilahMu. Dalam desah nafas kepasrahan tidurku.

Yaa Rahmaan,
Aku tak sanggup mencintaiMu bagai para al hafidz dan hafidzah, yang menuntaskan kalamMu dalam satu putaran malam. Perkenankanlah aku mencintaiMu, melalui selembar dua lembar tilawah harianku. Dengan seayat dua ayat hafalanku.

Yaa Rahiim
Aku tak sanggup mencintaiMu seperti Sumayyah, yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya DinMu. Seandai para syuhada, yang menjual dirinya dalam jihadnya bagiMu. Maka perkenankanlah aku mencintaiMu dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwahMu. Maka izinkanlah aku mencintaiMu dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru.

Allahu Kariim, aku tak sanggup mencintaiMu di atas segalanya, bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putera dan zaujahnya, dan patuh mengorbankan pemuda biji matanya. Maka izinkanlah aku mencintaiMu di dalam segalanya. Izinkan aku mencintaiMu dengan mencintai keluargaku, dengan mencintai sahabat-sahabatku, dengan mencintai manusia dan alam semesta.

Allaahu Rahmaanurrahiim, Ilaahi Rabbii
Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku. Agar cinta itu mengalun dalam jiwa. Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku.



No comments:

Post a Comment